berikut ini spesies endemik kepulauan mentawai kecuali

MaksudSpesies Endemik dan Contohnya - Spesies endemik adalah tumbuh-tumbuhan dan haiwan yang hanya wujud di satu kawasan geografi. Spesies boleh menjadi endemik di kawasan besar atau kecil di bumi: sesetengah spesies endemik mungkin mendiami benua tertentu, beberapa bahagian benua, dan yang lain hanya menduduki satu pulau.
42 Membuat peta persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia yang dilengkapi gambar hewan dan tumbuhan endemik. C. Deskripsi Singkat Materi . Pada modul pembelajaran geografi kelas XI kali ini, kita akan mempelajari tentang persebaran floradanfaunadiIndonesia dandunia, yang meliputi; 1.
Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya baik flora maupun fauna. Hal ini bisa terlihat dari 2 juta spesies tumbuhan flora di dunia, sebanyak 60 persennya ada di Indonesia begitupun dengan hewan fauna yang mencapai sekitar 220 ribu jenis. Kekayaan hayati yang melimpah ini lantaran letak Indonesia yang berada di daerah tropik. Sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman hayati biodiversity yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik iklim sedang dan kutub iklim kutub. Maka tidaklah mengherankan jika Indonesia dikenal sebagai negara “mega biodiversity” atau negara “megadiversity”. Ini tak lain karena keanekaragaman hayati di Indonesia sangatlah lengkap, bahkan dikenal sebagai yang terlengkap di dunia. Disamping itu, Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Dimana spesies endemik ini merupakan spesies local, unik, dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu. Jumlah spesies endemik yang tertinggi ditemukan di Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Mentawai di Pantai Barat Sumatera. Keanekaragaman Flora di Indonesia Keanekaragaman hayati di Indonesia, dari jenis flora misalnya, terlihat dengan adanya sekitar 25 ribu jenis flora sedangkan lumut ada 35 ribu jenis. Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Papua. Selain itu, Distribusi flora dipengaruhi faktor geologi yaitu paparan Sahul di bagian timur dan paparan sunda di bagian barat. Dataran Sunda Flora dataran sunda flora asiatis memiliki karakteristik tumbuhan kayu berharga, heterogen, hijau sepanjang tahun. Flora dataran sunda tersebar di wilayah sumatera, Kalimantan dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Contohnya, Kantong semar famili Dipterokarpaseae dan Pohon keruing. Baca juga Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Dataran Peralihan Flora dataran peralihan ditemukan hutan hujan tropis dan hutan musim. Flora hutan musim memiliki karakteristik pohon lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, saat musim kemarau daun berguguran, sedangkan pada musim hujan tumbuhan mulai bertunas dan daun melebar. Flora peralihan tersebar di wilayah Jawa, Nusa Tenggara dan sebagian maluku. Contohnya, leda Euacalyptus deglupta yang memiliki batang berwarna-warni. Dataran Sahul Flora dataran sahul atau bagian timur yaitu Papua terdapat hutan sabana. Karakteristik flora di hutan sabana diantaranya hamparan padang rumput, semak belukar, pohon rendah. Contohnya, Pinus, Cemara, Sagu, dan Pala Myristicaceae. Keanekaragaman Fauna di Indonesia Penyebaran fauna di Indonesia dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia dan Australia, bahkan jenis hewan di Indonesia terdapat sekitar 220 ribu. Adapun garis yang membagi fauna di Indonesia yaitu garis Wallace kawasan Indonesia bagian barat dan garis Weber kawasan Indonesia bagian Timur. Fauna di Indonesia dikelompokan berdasarkan persamaannya dibagi menjadi 3 daerah biogeografi yaitu, wilayah oriental, wilayah peralihan, dan wilayah Australia. Wilayah Oriental Fauna wilayah oriental memiliki karakteristik burung berkicau dan warna kurang indah, mamalia relatif berukuran besar dan berbagai jenis kera. Wilayah Peralihan Fauna wilayah peralihan memiliki ciri-ciri khas diantaranya endemik, bulu jarang hingga tidak ada, diitemukan burung yang khas di wilayah tersebut dan dapat ditemukan beberapa hewan langka di wilayah ini. Wilayah Australia Fauna wilayah oriental memiliki karakteristik burung-burung beragam dan berwarna indah, mamalia relatif berukuran kecil dan berkantung. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsBiologiFauna di IndonesiaFlora dan FaunaFlora di INdonesiaKeanekaragaman hayatiKeanekaragaman Hayati di Indonesiakekayaan HayatiKelas 10
Untukmengajarkan bahasa Indonesia dengan menggunakan buku ini, pengajar hendaknya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri. Setiap pelajaran pada buku ini terdapat tiga kegiatan belajar.
Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat merupakan salah satu pulau terindah di Indonesia yang patut dikunjungi. Terdiri dari empat pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Selatan dan Pagai Utara serta terdapat 94 buah pulau kecil, menjadikan Mentawai pulau yang sangat indah dan menjadi tujuan wisata. Sebagai pulau terluas diantara tiga pulau lainnya, Pulau Siberut memiliki kekayaan jenis tumbuhan dan satwa endemik, sehingga sering menjadi tempat penelitian. Tercatat ada 846 jenis tumbuhan, dari 390 genus dan 131 suku, meliputi pohon, semak, herba, liana dan epifit. Sebanyak 503 jenis tumbuhan diantaranya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan obat tradisional. Pulau Siberut menjadi kawasan yang fenomenal dan unik karena tingkat endemisitas yang sangat tinggi yaitu 15% flora dan mencapai 65% untuk mamalia. Dari 29 mamalia yang tercatat di Pulau Siberut terdapat 21 spesies endemik. Empat diantaranya jenis primata yang hanya dimiliki oleh Kepulauan Mentawai yaitu bilou atau siamang kerdilHylobates klossii, simakobu atau monyet ekor babi Simias concolor, bokkoi atau beruk mentawai Macaca pagensis, dan joja atau lutung mentawai Presbytis potenziani. !break! Bilou atau siamang kerdil Bilou atau siamang kerdil Hylobates klossii merupakan jenis primata yang paling terkenal di Mentawai. Bilou memiliki bulu-bulu yang jarang berwarna hitam gelap dan terdapat selaput antara jari kedua dan ketiga. Primata monogami ini hidup secara berkelompok yang terdiri dari induk jantan dan betina dengan anak-anaknya yang belum dewasa, dengan satu keluarga rata-rata tiga sampai empat individu. Sedangkan jumlah anggota dalam satu kelompok dapat mencapai 11 individu. Sebagai jenis arboreal tertua yang masih hidup, bilou merupakan jenis primata yang paling banyak menghabiskan waktu di atas pohon yang tinggi lebih dari 20 meter dengan pakan yang disukainya adalah Ficus sp, nibung liana dan tangkai. Pekik bilou paling sederhana, lebih panjang dan bervariasi diantara pekikan jenis kera arboreal lainnya. Siamang kerdil ini jarang turun ke tanah, karena termasuk satwa yang pergerakannya banyak menggunakan lengan-lengan yang panjang untuk berpindah/melompat dari satu pohon ke pohon yang lain sehingga sulit bergerak di permukaan tanah. Karena arboreal, menjadikan bilou jenis primata yang hidupnya paling dipengaruhi oleh kegiatan penebangan hutan. Primata Arboreal Unik Sedangkan joja atau lutung mentawai Presbytis potenziani mempunyai bentuk yang paling indah diantara primata endemik, dengan punggung hitam berkilat, bagian perut berwarna coklat tua, putih sekitar muka dan leher dan ekor yang panjang dan hitam seperti sutera. Meskipun termasuk dalam genus tropis Asia yang besar dan menyebar luas, joja memiliki keunikan dalam banyak hal. Betina dewasa dan jantan pasangannya ikut serta dalam pekikan dan peragaan tantangan terhadap kelompok lain, tidak seperti kera arboreal jenis lainnya, karena hanya jantan saja yang melakukan kedua hal tersebut. Joja biasanya mengeluarkan bunyi sebelum fajar dan dijadikan sebagai tanda teritori kelompoknya sehingga kelompok-kelompok binatang lainnya dapat menghindarkan diri. Primata arboreal sejati ini, hampir sepanjang hidupnya tinggal di pohon dan jarang sekali turun ke tanah. Makanannya terdiri dari setengahnya berupa buah-buahan, 35% daun-daun dan 15% biji-bijian, kacang, bunga dan materi tumbuhan lainnya. !break! Bekantan Mentawai Simakobu atau monyet ekor babi Simias concolor termasuk kedalam keluarga bekantan. Tetapi simakobu sangat berlainan dari bekantan dan semua bentuk monyet lainnya karena ekornya yang pendek menyerupai ekor babi, badan yang gemuk pendek dan anggota-anggota badan yang sama panjang. Ada dua jenis warna bulu simakobu yaitu kelabu tua dan keemasan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
\n \n\n \nberikut ini spesies endemik kepulauan mentawai kecuali
Gempaberkekuatan 7,8 SR sempat mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Berikut penjalasan BMKG soal gempa tersebut.
Creative Commons/Sakurai Midori Beruk Mentawai, hewan endemik Mentawai – Pernahkah teman-teman mendengar hewan bernama beruk mentawai? Beruk Mentawai atau bokoi ini memiliki nama ilmiah Macaca pagensis. Beruk Mentawai merupakan salah satu hewan endemik Kepulauan Mentawai, Sumatera. Dalam bahasa Inggris hewan ini dikenal dengan nama Mentawai Island Macaque. Berstatus Terancam Punah Beruk Mentawai merupakan salah satu fauna yang terancam punah. Primata ini memiliki rambut berwarna cokelat gelap pada bagaian belakang tubuh mereka. Sementara pada bagain leher, bahu, dan bagain bawah tubuh, warnanya cokelat pucat. BACA JUGA Uniknya Monyet Jepang yang Suka Berendam di Air Panas Perbedaan Beruk Mentawai dengan Beruk Lainnya O iya, beruk itu ada banyak jenisnya. Nah, yang membedakan beruk mentawai dengan beruk lainnya adalah bagian pipi yang berwarna lebih gelap. Selain itu, mahkota beruk mentawai berwarna cokelat. Lalu rambut pada dahi lebih panjang serta memiliki kantong pipi yang terlihat jelas. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
berikut ini spesies endemik kepulauan mentawai kecuali
Masukandari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) .id Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. o Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. .g -- Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. kb i di ar xiv, 222 hlm
Joja atau lutung mentawai menjadi salah satu primata endemik Kepulauan Mentawai yang populasinya menurun/Foto Dok Taman Safari Indonesia Jakarta – Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia TSI dan Taman Nasional Siberut melakukan kegiatan survey keanekaragaman jenis-jenis primata endemik Kepulauan Mentawai pada Juli 2017 hingga Maret – April 2022. Hasil survey tersebut menunjukkan data bahwa populasi empat jenis primata endemik di Kepulauan Mentawai cenderung menurun. Adapun 4 jenis primata endemik tersebut di antaranya bilou atau siamang kerdil Hylobates klosii, joja atau lutung mentawai Presbytis potenziani, monyet ekor babi Simias concolor dan bokkoi atau beruk Mentawai Macaca pagensis. Keempat jenis primata ini tersebar merata di daerah Researcher Taman Safari Indonesia, Walberto Sinaga, menjelaskan laju penurunan populasi primata endemik ini diakibatkan oleh beberapa faktor. “Faktornya perburuan liar, rusaknya habitat akibat deforestasi, dan perambahan hutan. Penurunan populasi juga disebabkan adanya ancaman manusia yang mencakup perburuan dan hilangnya habitat karena manusia terus menebang hutan-hutan tropis secara besar-besaran, membangun jalan, pemekaran wilayah, dan menambang,” jelas Walberto kepada detikcom Kamis 25/10/2022. Walberto turut mengungkapkan menurunnya populasi memang tidak bisa dikatan langsung terancam punah. Melainkan harus melalui kajian penelitian terlebih dahulu. “Akan tetapi jika di suatu daerah pernah dilakukan penelitian populasi dengan temuan jumlah yang besar dan dalam beberapa tahun kemudian dilakukan penelitian kembali tidak ditemukan atau populasi menurun, maka spesies dapat dikatakan terancam. Untuk mempertahankan keragaman genetik primata, minimal populasi berukuran 50-500 individu agar populasi dapat berkembang biak,” katanya. Bokkoi atau beruk Mentawai menjadi salah satu primata endemik Kepulauan Mentawai yang populasinya menurun Foto Dok Taman Safari Indonesia Oleh karena itu, TSI melakukan survey ini demi mengetahui jenis-jenis, populasi, dan penyebaran primata endemik Kepulauan Mentawai serta mengindentifikasi tindakan-tindakan konservasi lanjutan yang akan dilakukan ke depannya.”Langkah pertama Taman Safari Indonesia dalam mengatasi penurunan populasi primata endemik di Kepulauan Mentawai dengan cara melakukan penelitian dahulu terhadap jumlah populasi di alam. Selanjutnya melakukan kegiatan konservasi melalui program monitoring populasi satwa, membantu Taman Nasional Siberut membangunkan kandang sementara untuk primata yang disita dan akan dilepaskan balik ke hutan,” depannya, TSI juga akan melakukan konservasi edukasi untuk masyarakat Mentawai yang hidup dekat dengan tempat tinggal primata tersebut. Dimulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA dengan tujuan agar masyarakat teredukasi sejak dini mengenai pentingnya konservasi satwa primata. “Dari sisi pencegahan terhadap satwa primata endemik dilakukan koordinasi antar tokoh adat, tokoh pemuda, instansi pemerintah, dan lembaga-lembaga yang terkait terhadap kawasan di Kepulauan Mentawai,” pungkasnya. ega/idr Beruk mentawai Macaca pagensis di Taman Safari, Cisarua, Jawa Barat, Indonesia. Foto Wikipedia/Sakurai Midori Penulis Hamdi, Kontributor Garda Animalia Kepulauan Mentawai yang berada di Provinsi Sumatera Barat memiliki empat jenis primata endemik satu-satunya di dunia. Primata ini adalah Lutung mentawai Presbytis potenziani, Siamang kerdil Hylobates klosii, Beruk mentawai Macaca pagensis, dan Monyet ekor babi Simias concolor. Satwa-satwa primata ini mewakili beberapa marga primata yang ada di Indonesia dan dapat ditemukan di di dalam Kawasan Taman Nasional Siberut. Kepulauan Mentawai, terpisah pada jaman Pleistosen atau sekitar 500 juta tahun yang silam dengan daratan Asia. Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau memicu terbentuknya jenis khas setiap pulau. Hutan tropis di wilayah ini memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi. Peneliti memperkirakan sekitar 65 persen mamalia dan 14 jenis burung merupakan satwa endemik. Keberadaan primata endemik kepulauan Mentawai terancam oleh penebangan hutan, pembukaan lahan untuk perkebunan, permukiman dan penggunaan Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Selain itu, kegiatan perburuan dan perdagangan disinyalir masih marak terjadi di kawasan ini. Kebakaran hutan juga menjadi salah satu ancaman bagi primata-primata ini. Yuk kita kenalan dengan primata endemik Mentawai! 1. Siamang Kerdil Siamang kerdil. Foto Siamang kerdil atau dalam bahasa latinnya Hylobates klossii merupakan primata endemik kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Satwa ini disebut bilou oleh masyarakat lokal. Habitat bilou berupa hutan primer dan sekunder, dari daerah pantai hingga perbukitan. Namun kadang-kadang ditemukan hidup di hutan bakau. Kera ini memiliki kemiripan dengan Siamang, namun berukuran lebih kecil dengan berat tubuh hantan dan betina dewasa rata-rata 5,5 kg dan panjang tubuh rata-rata 45 cm. Tubuh bilou ditutupi rambut berwarna hitam, namun rambut tumbuh jarang dan tidak selebat seperti keluarga owa yang lainnya. Seperti kerabatnya, kera ini juga memiliki suara khas dengan alunan suara yang lebih merdu dibandingkan jenis siamang lain. Fakta Tragis di Balik Tren Pelepasan Burung untuk Acara Peresmian Bilou masuk dalam daftar satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P106 Tahun 2022 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Kera endemik ini juga masuk dalam daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam IUCN dengan status Rentan/Vulnerable VU. Primata ini juga terdaftar dalam status appendix I dalam Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam CITES yang berarti satwa ini dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. 2. Beruk Mentawai Beruk mentawai atau bokoi. Foto Ist Beruk mentawai atau Macaca pagensis merupakan primata sejenis monyet yang tersebar di Kepulauan Mentawai. Masyarakat lokal menyebut beruk ini dengan nama Bokoi/Siteut. Satwa ini sering ditemui di beberapa habitat seperti hutan bakau, hutan pantai, hutan sekunder, hutan primer, dan hutan-hutan di dekat pemukiman warga. Beruk ini terdiri dari 2 subspesies yaitu M. pagensis pagensis yang tersebar di kawasan Sipora, Pagai Utara dan Selatan serta M. pagensis siberu yang tersebar di Siberut. Bokoi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan beruk, namun dengan ukuran tubuh yang lebih keci. Beruk ini memiliki panjang tubuh berkisar 40-50 cm, panjang ekor berkisar 15-35 cm dan berat tubuh berkisar 10-12,5 kg. Primata endemik ini memiliki ciri khas yaitu warna rambut bagian pipi berwarna putih dengan mahkota berwarna coklat. Ciri lainnya rambut pada dahi, puncak dan mantel agak panjang serta jambang pada pipi berwarna kelabu kecoklatan dan mempunyai batas yang jelas. Saat bersama anggota kelompoknya, bokoi mengeluarkan bunyi ’Kof…Kof…Kof…Kon…Kon…Kon..Kon, yang sangat keras dan disambut berulang-ulang oleh anggota lainnya. Bokoi masuk dalam daftar satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P106 tahun 2022 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Beruk endemik ini juga masuk dalam daftar merah IUCN dengan status Terancam punah/Critically endangered CR. Satwa ini masuk dalam status appendix II dalam CITES yang berarti bokoi dianggap tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. Sebuah Upaya Mencegah Gelombang Kepunahan Primata Indonesia Baca juga Langur Borneo, Primata Langka Indonesia yang Belum Dilindungi 3. Lutung Mentawai Seekor anak Lutung Mentawai Presbytis-potenziani atau yang dalam bahasa setempat disebut Joja, dipelihara warga di Muara Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Minggu 20/5. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/kye/18 Lutung yang memiliki nama ilmiah Presbytis potenziani merupakan primata yang dapat ditemukan di beberapa habitat seperti hutan primer dan sekunder, dataran rendah seperti hutan rawa, sekitar daerah perladangan sampai perbukitan di Kepulauan Mentawai. Penduduk setempat menyebut primata endemik ini dengan nama Joja/Ateipeipei. Joja terdiri dari 2 subspesies yaitu Presbytis potenziani potenziani yang tersebar di Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Selatan serta Presbytis potenziani siberut yang tersebar di Pulau Siberut. Primata ini memiliki ukuran sedang dengan panjang tubuh 50 cm dan panjang ekor ± 55 cm serta berat tubuh berkisar 6-6,5 kg. Joja memiliki warna tubuh hitam pada bagian dorsal dan ekor sedangkan pada bagian vetral berwarna pucat sampai coklat kemerahan. Ciri lainnya pada agian dahi, dagu, pipi berwarna putih. Bagian sekitar kelamin genital putih kekuningan dan individu jantan bagian kemaluan scrotum ditumbuhi rambut putih. Lutung ini dapat dikenal dengan suara yang terdengar serak dan keras. Satwa ini biasa bersuara pada sore hari. Kehidupan sosialnya berbeda dengan jenis primata lainnya, jantan dan betina bersuara dengan prilaku primitif, satu jantan dengan beberapa betina harem. Joja masuk dalam daftar satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P106 Tahun 2022 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Kera endemik ini juga masuk dalam daftar merah IUCN dengan status Genting/Endangered EN. Satwa ini terdaftar dalam status appendix I dalam CITES yang berarti primata ini dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. 4. Lutung Babi Mentawai Lutung babi mentawai atau simakobu. Foto Dok. IUCNRedList/Wendy M. Erb Lutung babi mentawai Atau dalam bahasa latinnya Simias concolor dapat ditemukan di Hutan primer dataran rendah, hutan rawa, dan hutan perbukitan di Kepulauan Mentawai. Primata endemik ini juga dikenal dengan nama simakobu/masepsep/masepsep simabulau oleh masyarakat setempat. Simakobu terdiri dari 2 subspesies yaitu Simias concolor concolor yang tersebar di Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Selatan serta Simias concolor siberu yang tersebar di Pulau Siberut. Simakobu tergolong kelompok lutung, akan tetapi mempunyai ekor yang berbeda dengan jenis-jenis lutung lainnya. Ukuran ekornya pendek sekitar sepertiga panjang tubuhnya 8-13 cm. Lutung ini berwajah hitam dengan hidung pesek dan bentuk tubuh mirip beruk. Lutung ini memiliki panjang tubuh berkisar 45-52,5 cm dan berat tubuh berkisar 6-9 kg. Primata ini memiliki warna tubuh cokelat gelap keabu-abuan dan adapula yang berwarna keemasan dengan warna rambut pada jambul kepala dan bahu lebih gelap. Kaki dan tangan berwarna kehitam-hitaman. Simakobu masuk dalam daftar satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P106 Tahun 2022 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Primata endemik ini juga masuk dalam daftar merah IUCN dengan status Terancam punah/Critically endangered CR. Satwa ini terdaftar dalam status appendix I dalam CITES yang berarti primata ini dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.
Seranggamerupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Rata-rata serangga yang kita lihat memiliki ukuran kecil, namun ada beberapa spesies serangga yang ukurannya berkali-kali lipat dari yang biasa kita saksikan. Berikut ini adalah spesies-spesies serangga yang dianggap terbesar di dunia. 93 94 PLANET FAUNA 1
Padang, ANTARA News - Empat spesies kera endemik di Siberut, satu Pulau di Kab. Kepulauan Mentawai, Sumbar, yakni bilou atau siamang kerdil hylobtaes klosii, simakobu atau monyet ekor babi siamias concolor, bokkoi atau beruk mentawai macaca pagensis dan joja atau lutung mentawai presbytis potenziani, kini terancam punah. "Punahnya spesies satu-satunya di dunia itu bisa terjadi akibat pembalakkan serta perburuan yang hingga kini masih tinggi," kata Frans Romeo, anggota Tim Terpadu Penelitian Hutan Produksi Siberut, Walhi Sumbar kepada ANTARA di Padang, Selasa 21/3. Menurut dia, perburuan spesies langka bernilai komersial itu cukup tinggi. Selain pasar lokal, ia tidak memungkiri satwa langka itu juga diperdagangkan ke luar negeri. "Pulau Siberut tergolong pulau kecil tapi mempunyai kekayaan primata endemik yang tinggi," katanya. Ia mengatakan, spesies itu sangat rentan terhadap perubahan habitat dan tata guna lahan, utamanya konversi hutan primer untuk perkebunan. Empat spesies langka itu, tambah dia, juga rentan terhadap aktivitas konversi fungsi non hutan lainnya maupun penebangan hutan primer dalam praktek HPH Berdasarkan penelitian LIPI 1995, kata Frans, bilou menghabiskan 66,66 persen waktunya di hutan primer, sedangkan joja 53,35 persen, simakobu 50,02 persen dan bokkoi 53,20 persen. "Satwa langka tersebut banyak yang punah ketika mereka ke luar dari habitatnya," katanya.* COPYRIGHT © ANTARA 2006
5Spesies binatang melata ini terancam punah. Kenyataan itu, antara lain, disebabkan oleh kegiatan perburuan yang tidak bertanggung jawab, terbatasnya binatang yang menjadi mangsanya, dan habitatnya yang rusak. seperti berikut ini, itu, dan tersebut. Kecuali itu semua, kalian juga dapat 64 Kelas X memperhatikan hubungan kata yang satu dan
Padang - Departemen Biologi Universitas Andalas dan Swara Owa akan melakukan survei terhadap enam primata endemik Mentawai yang terancam punah di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, pada 8-23 Juni itu dilakukan karena semakin terancamnya habitat enam primata endemik Mentawai tersebut akibat penebangan hutan secara besar-besaran dalam setahun terakhir yang mengurangi habitat mereka. Penebangan hutan legal terjadi akibat mudahnya pengurusan izin pemanfaatan kayu yang dikeluarkan pemerintah di hutan Kepulauan Mentawai terdapat enam spesies primata dari empat genus yang hanya dapat ditemukan di sana. Keenamnya kini berstatus terancam punah endangered. Keenam primata endemik Mentawai itu adalah Owa Mentawai Hylobates klossii atau Bilou, Simakobu Pagai Simias concolor, Joja Mentawai Presbytis potenziani, Joja Siberut Presbytis siberu, Beruk Pagai Macaca pagensis, dan Beruk Siberut Macaca siberu.Pohon habitat primata di hutan Berkat, Tuapeijat, Sipora Kepulauan Mentawai yang ditebang pada Juni 2023.Foto FebriantiKoordinator Survei Primata Mentawai dari Universitas Andalas, Rizaldi, mengatakan Departemen Biologi Unand dan Swara Owa, lembaga konservasi primata di Yogyakarta, bekerja sama untuk melakukan survei primata di keempat pulau besar di Kepulauan Mentawai, yaitu Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai ancaman yang dihadapi primata endemik Mentawai tersebut semakin meningkat dengan terjadinya deforestasi hutan akibat penebangan.“Ini yang paling kita khawatirkan, primata akan kehilangan habitat, degradasi hutan atau gangguan terhadap habitatnya saja sudah bisa menurunkan jumlah populasi primata, apalagi kalau hutannya di-clearing, itu akibatnya akan sangat parah,” kata Rizaldi kepada Minggu, 4 Juni mengatakan karena kondisi kerusakan habitat primata pada keempat pulau di Kepulauan Mentawai itu, maka perlu dilakukan survei lapangan untuk mengumpulkan informasi terbaru terkait status konservasi primata tersebut dan habitatnya saat “Dalam survei ini kita tidak hanya fokus pada berapa jumlah populasi primatanya saja, tetapi juga mau mensurvei bagaimana kondisi populasinya saat ini. Kondisi habitatnya, di mana primata yang bisa ditemukan dan di mana yang tidak ditemukan, kemudian ancamannya apa, itu yang perlu kita ketahui,” akan dilaksanakan oleh 20 mahasiswa Biologi Universitas Andalas, mahasiswa Kehutanan Universitas Muhamadiyah Padang dan tim dari Malinggai Uma, lembaga konservasi di Siberut. Survei dilakukan pada keempat pulau utama, yaitu Pagai Utara, Pagai Selatan, Sipora, dan Siberut. Khusus di Siberut survei dilakukan di luar kawasan konservasi Taman Nasioanal Director Swara Owa Arif Setiawan mengatakan Kepulauan Mentawai merupakan salah satu prioritas global dalam konservasi spesies primata endemik. Khusus primata endemik Mentawai menjadi perhatian lembaga konservasi dunia karena melihat keterancamannya yang saat ini semakin meningkat.“Sejak 2015 IUCN sudah mulai memberi perhatian kepada primata Mentawai dan kegiatan survei ini didanai Manday Nature, sebuah lembaga konservasi dari Singapura. Ini juga rekomendasi dari IUCN,” kata Arif yang juga peneliti primata dan anggota IUCN primate specialist primata ini juga untuk mengumpulkan semua data research tentang primata Mentawai di luar kawasan konservasi Taman Nasional Siberut. “Kita nggak punya update terbaru tentang primata Mentawai, terakhir hanya update populasi Bilou pada 2015 dari hasil penelitian saya, yang lainnya data lama,” update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
TRIBUNVIDEO.COM, NUNUKAN - Bupati Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, Yudas Sabaggalet, dikabarkan tiba di Kabupaten
1. Berikut ini spesies endemik kepulauan Mentawai, kecuali . . . . a. Macaca pignensisb. Simias concolorc. Hylobates klosiid. Presbytis potenzianie. Varanus komodoensis2. Berikut ini yang bukan merupakan ekosistem bioma yang ada di Indonesia adalah . . . .a. Ekosistem savanab. Ekosistem hutan hujan tropisc. Ekosistem padang rumputd. Ekosistem gurune. Ekosistem hutan gugur 1. e .varanus komodoensis2. d. gugur
BerukMentawai (Macaca pagensis). Satwa endemik dan langka dari Kepulauan Mentawai, populasinya antara ekor. Orangutan Sumatera (Pongo abelii). Binatang langka ini populasinya sekitar 7.300 ekor (2004). Simpei Mentawai (Simias concolor). Endemik Kepulauan Mentawai. Populasi 6.000-15.500 ekor (2006). Kanguru Pohon Mantel Emas ().
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, dikenal dengan keunikan budaya yang masih terjaga serta kawasan pantai eksotis dengan ombak besar. Tak heran jika Mentawai sering jadi tujuan liburan para peselancar dari berbagai ini terdiri dari empat pulau utama yang berpenghuni, yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan. Sebagian besar pulau lain hanya ditanami pohon dikaruniai dengan alam yang memesona, Mentawai juga jadi habitat bagi empat primata endemik dilindungi, seperti lutung Mentawai, monyet ekor babi, beruk Mentawai, dan siamang ekor babiMemiliki nama ilmiah Simias Concolor atau sering disebut simakobu, primata mungil ini memiliki ciri khas fisik ekor yang mirip seperti ekor babi dan hidungnya pesek. Uniknya, tangan dan kaki simakobu memiliki panjang yang membedakan jantan dan betina, bisa dilihat dari bentuk tubuhnya. Simakobu jantan dewasa umumnya lebih besar dibanding betina, dan taring jantan relatif lebih jantan memiliki panjang sekitar 49-55 cm dengan berat rata-rata 8,7 kg dan panjang betinanya sekitar 46-55 cm dengan bobot sekitar 7,1 kg. Untuk panjang ekornya sekitar 14-15 cm. Umumnya, warna simakobu cenderung abu-abu gelap, tetapi ada juga yang warnanya cokelat adalah daerah lereng bukit, baik di pedalaman pulau, hutan air payau, hutan air tawar, dan hutan hujan berdataran rendah. Simakobu cenderung hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari satu pejantan, satu atau lebih betina, dan aktivitasnya dilakukan di atas pohon dan jarang turun ke tanah, mereka sering menghabiskan waktu pada siang hari. Untuk makanan, primata asli Indonesia ini biasa mengonsumsi bunga, buah, dan hewan endemik Indonesia, persebaran simakobu terbatas hanya di Kepulauan Mentawai saja. Populasinya diperkirakan semakin menurun dan kini sudah berstatus hewan langka. Hal ini terjadi karena perburuan berlebihan ditambah dengan habitat asli yang rusak dan hilang, mengingat banyak hutan dijadikan perkebunan kelapa Burung Cantik Asli Indonesia yang Sudah Mulai LangkaBeruk MentawaiPrimata lain yang bisa ditemukan di Mentawai ialah beruk atau bokkoi macaca pagensis. Tampilan fisiknya serupa beruk pada umumnya, tetapi ada perbedaan di bagian rambut pipi yang warnanya lebih gelap, serta memiliki mahkota berwarna cokelat, dan rambut di dahi. Ukuran tinggi bokkoi jantan sekitar 45-55 cm dan betina 40-45 cm. Ekornya cukup panjang, sekitar 10-16 kantung pipi yang berfungsi untuk menyimpan stok makanan ketika ia sedang mencari makanan. Ia merupakan hewan diurnal atau aktif di siang hari dan pemakan segala jenis daun, bunga, biji-bijian, dan aneka lebih suka hidup di atas pohon dengan ketinggian 24-36 meter serta hidup berkelompok, mulai dari 5-25 individu. Satu kelompok biasanya dipimpin seekor hewan jantan. Saat mencari makan, bokkoi biasanya berjalan dengan cara merangkak. Ciri khas mereka dalam berkomunikasi adalah teriakan yang melihat keberadaan bokkoi, mereka biasanya hidup di hutan bakau, hutan pantai, hutan sekunder, hutan primer, dan hutan dekat pemukiman. Saat ini, statusnya pun terancam punah dan populasinya semakin Burung Paling Berbahaya di Dunia yang Hidup di Hutan di IndonesiaSiamang kerdilSiamang kerdil juga biasa disebut owa bilou, bilou, atau owa Mentawai dengan nama latin Hylobates klossii. Ia adalah jenis kera unik, mirip siamang, tetapi ukurannya kecil. Sekujur tubuhnya dipenuhi rambut berwarna hitam pekat dan memiliki selaput antara jari kedua dan tubuh bilou jantan dewasa rata-rata sekitar 5,5 kg dengan panjang 45 cm. Primata ini hidup berkelompok, terdiri dari induk jantan dan betina dengan anak-anak yang belum dewasa. Jenis arboreal tertua yang masih hidup ini lebih banyak hidup di atas pohon dengan ketinggian lebih dari 20 habitat alam liar, bilou dapat hidup hingga 25 tahun dan dalam penangkatan yang terawat serta hidupnya tercukupi, ia bisa hidup sampai 40 tahun. Makanan bilou antara lain buah-buahan, telur burung, serangga, vertebrara kecil, dan termasuk jarang turun ke tanah. Ia menggunakan lengan-lengannya yang panjang untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Warga lokal percaya bahwa suara bilou menjadi pertanda datangnya bencana dan seringkali jadi peringatan habitat alam liar, masa hiduo Owa Bilau alias Siamang kerdil bisa hidup hingga 25 tahun dan jika dalam penangkaran yang terawat dan tercukupi kebutuhan hidupnya bisa mencapai 40 UU RI Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 1999, bilou termasuk satwa dilindungi. Bilou terancam mengalami kepunahan akibat perburuan, perdagangan, dan kehilangan Endemik Seriwang Sangihe Kini Terancam Pertambangan EmasLutung MentawaiLutung Mentawai merupakan spesies primata yang termasuk dalam famili Cercopithecidae. Ia dikenal dengan nama lokal joja atau lutung Mentawai, ada pula yang menyebutnya Mentawai Leaf Monkey, Golden-bellied Mentawai Island Langur, atau Long-tailed dikatakan termasuk primata dengan rupa paling menawan. Punggunya hitam berkilau, perutnya berwarna cokelat tua, sekitar mukanya berwarna putih, kemudian leher serta ekornya panjang dan hitam seperti pun merupakan hewan diurnal dan pergerakannya kebanyakan bergelantungan dan melompat. Pakan utamanya kebanyakan berupa dedaunan, tetapi masih mengonsumsi buah, biji-bijian, dan yang dimiliki joka adalah ia biasa mengeluarkan bunyi sebelum fajar dan ini dijadikan sebagai tanda teritori kawanannya, sehingga kelompok lain dapat menghindar. Sebagai hewan arboreal sejati, sepanjang hidupnya joja tinggal di atas pohon dan sangat jarak menapak International Union for Conservation of Nature IUCN Redlist tahun 2016, primata ini berstatus Endangered atau terancam punah karena populasinya terus menurun akibat perburuan dan kerusakan berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Subspesiesharimau ini populasinya tinggal 400-500 ekor. Beruk Mentawai (Macaca pagensis). Satwa endemik dan langka dari Kepulauan Mentawai, populasinya antara ekor. Orangutan Sumatera (Pongo abelii). Binatang langka ini populasinya sekitar 7.300 ekor (2004). Simpei Mentawai (Simias concolor). Endemik Kepulauan Mentawai.
Foto Midori – Beruk mentawai Macaca pagensis merupakan satwa endemik Kepulauan Mentawai di sebelah barat Pulau Sumatra. Beruk ini dapat ditemui di Pulau Pagai Utara, Pagai Selatan, dan Pulau Sipora. Masyarakat setempat menamainya bokoi atau bokkoi. Penampilan bokoi seperti beruk pada umumnya, dengan kekhasan pada rambut bagian pipi dan mahkota. Dibanding jenis beruk lainnya, warna pipi beruk mentawai lebih gelap. Mahkotanya berwarna cokelat, dan rambut pada dahi kepala lebih panjang. Primata yang juga dikenal dengan nama beruk pagai pagai island macaque ini memiliki kantong pipi yang terlihat jelas. Punggung dan tangannya sering digunakan untuk membawa barang dan makanan. Bulunya berwarna cokelat gelap pada bagian belakang sedangkan pada bagian leher, bahu dan bagian bawah berwarna cokelat pucat. Kakinya juga berwarna cokelat. Bokoi jantan memiliki panjang tubuh antara 45 hingga 55cm dengan berat 6 sampai 9 kg. Sedangkan yang betina memiliki panjang antara 40 hingga 45 cm dengan berat antara 4,5 hingga 6 kg. Ekornya cukup panjang, antara 10 sampai 16 cm. Beruk endemik Kepulauan Mentawai ini merupakan satwa diurnal atau aktif pada siang hari. Bokoi hidup dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima hingga dua puluh lima ekor. Satu kelompok beruk mentawai biasanya dipimpin oleh seekor hewan jantan. Kadang-kadang terjadi perkelahian antarpemimpin kelompok untuk memperebutkan bokoi betina. Makanan utamanya adalah adalah dedaunan, bunga, biji-bijian, serta buah-buahan. Satwa ini lebih banyak hidup di atas pohon dengan ketinggian antara 24 hingga 36 meter. Mereka mencari makan secara berkelompok, dipimpin oleh seekor beruk jantan. Bokoi berkembangbiak dengan cara beranak. Masa kehamilan antara lima sampai enam bulan. Sebagian besar hewan betina melahirkan hanya satu bayi. Saat ini keberadaan beruk mentawai masuk dalam kategori terancam punah. IUCN mengategorikan status konservasinya sebagai kritis Criticaly Endangerd. Perburuan lahan dan hilangnya hutan yang menjadi habitatnya menjadi ancaman utama bagi keberadaan satwa ini. Baca juga Kekah Natuna, Monyet Daun Endemik Pulau Natuna
Едθгθф δустዌቴሴ իчиγሽшОчεр кθшенан θ
Оճωщащըዠէ ςዦտዩрс πоνебθпрιՔащаጠυчኞբо клυглаηаጽ ոκэψιተэ
Ֆեւяρоፋዬз чሟρիሸ кеρуጯጂኀዕፎоሌеնως λаգθвωվ
Диճиጯኃፀ ችежαμዶւՕ итвισя
.

berikut ini spesies endemik kepulauan mentawai kecuali